Kuatkan Spritual : Santri Lapas Bangkinang Dalami Agama di Masjid At-Taubah

BANGKINANG–Allnewsterkini.Com | Pesantren yang berada di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bangkinang menjadi pusat pembinaan kerohanian bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang beragama Islam. Pesantren ini dibentuk sebagai upaya serius dalam memperkuat iman, membina akhlak, serta membangun karakter warga binaan melalui pendekatan spiritual dan keagamaan. Senin (05/05/2025).

Kegiatan pembinaan dilakukan secara intensif di Masjid At-Taubah, masjid utama yang berada di dalam Lapas. Dalam keseharian, para santri yang merupakan WBP aktif mengikuti berbagai program pembelajaran keagamaan. Mulai dari kajian kitab suci Al-Qur’an, pembacaan Maulid Al-Barzanji, hingga pelajaran Iqra dan penghafalan Al-Qur’an.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIA Bangkinang, Alexander Lisman Putra, menegaskan bahwa pentingnya keikutsertaan warga binaan dalam program pesantren ini. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan menjadi bagian penting dari proses rehabilitasi yang menyeluruh bagi warga binaan.

“Pesantren Lapas Bangkinang ini memberikan kontribusi besar dalam membentuk pribadi yang lebih baik di kalangan warga binaan. Melalui pembinaan kerohanian yang terstruktur dan intensif, kami ingin memastikan bahwa para WBP tidak hanya menjalani masa pidana, tapi juga mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, dan siap kembali ke masyarakat dengan karakter yang lebih baik,” Tegas Alexander.

Kalapas Bangkinang, Alexander juga menambahkan bahwa kegiatan pesantren ini merupakan salah satu bentuk pendekatan humanis dalam pembinaan narapidana. Ia percaya bahwa pendekatan spiritual mampu menyentuh sisi terdalam manusia, membawa ketenangan batin, serta menumbuhkan semangat untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

“Kami tidak hanya mendidik secara disiplin, tapi juga menyentuh sisi hati mereka. Di sinilah peran pesantren sangat besar. Ini adalah ruang untuk bertobat, memperbaiki diri, dan belajar agama secara benar,” tambahnya.

Program ini juga selaras dengan tujuan besar dari sistem pemasyarakatan, yakni membina narapidana agar dapat kembali menjadi anggota masyarakat yang produktif, bermoral, dan taat hukum. Kegiatan pesantren di Lapas Bangkinang menjadi bukti nyata bahwa pembinaan spiritual dapat menjadi fondasi kuat dalam menciptakan perubahan hidup yang berkelanjutan.

Komentar