Pekanbaru – Allnewsterkini. Com | Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) mengadakan Sharing Session bersama Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Majelis Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Rabu (10/9/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan Umri ini menjadi ajang silaturahmi dan pembelajaran bersama untuk memperkuat transformasi kepemimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah di era digital.
Hadir dalam kesempatan ini Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Ahmad Muttaqin, Ph.D., dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum. Turut hadir pula Rektor Umri beserta para Wakil Rektor dan para Dekan berbagai fakultas di lingkungan Kampus Umri.
Dalam sambutannya, Rektor Umri menyampaikan bahwa sharing session ini menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring dan meningkatkan kapasitas kepemimpinan di perguruan tinggi Muhammadiyah. “Melalui forum ini kita dapat bertukar pengalaman dan strategi kepemimpinan agar perguruan tinggi Muhammadiyah semakin adaptif, inovatif, dan mampu menjawab tantangan zaman,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut Prof. Ahmad Muttaqin, Ph.D., menjelaskan konsep “Levels of Leadership” yang dipopulerkan John C. Maxwell. Ia menguraikan bahwa kepemimpinan yang efektif dibangun secara bertahap, mulai dari Level 1 (Position) ketika seseorang diikuti karena jabatannya, Level 2 (Permission) karena membangun hubungan yang baik, Level 3 (Production) karena hasil nyata yang diberikan, Level 4 (People Development) karena kontribusi dalam mengembangkan orang lain, hingga puncaknya di Level 5 (Pinnacle) yaitu dihormati karena integritas, kualitas pribadi, dan keteladanan yang dimiliki.
Ia juga menegaskan: “Semakin tinggi level kepemimpinan seseorang, semakin besar pula pengaruh dan kepercayaan yang lahir bukan hanya dari posisi, melainkan dari kualitas diri, pengabdian, dan dampak positifnya bagi organisasi maupun masyarakat,” ujarnya.
Prof. Ahmad Muttaqin juga menekankan bahwa pemimpin di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah perlu membangun kapasitas diri melalui pengembangan SDM, membina hubungan yang sehat dengan sivitas akademika, menghasilkan kinerja nyata, serta meneladani nilai-nilai integritas sehingga pada akhirnya mendapatkan penghormatan yang tulus dari orang-orang yang dipimpin.
Sementara itu, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum. membagikan pengalaman praktik kepemimpinan yang telah diterapkan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Secara tidak langsung ia menekankan pentingnya transformasi budaya organisasi, inovasi berkelanjutan, dan kolaborasi lintas unit sebagai kunci keberhasilan perguruan tinggi Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan global.
Lebih lanjut, Prof. Harun juga menyampaikan “Kepemimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah tidak boleh berhenti pada pencapaian administratif. Kita perlu membangun kepemimpinan yang menumbuhkan budaya inovasi, kolaborasi, dan semangat perubahan agar kampus menjadi pusat keunggulan yang diakui secara nasional maupun internasional,” pungkasnya.(rl)
Komentar