Wujud Kebhinekaan dan Penuhi HAM Warga Binaan, Kepala Kanwil Ditjenpas Riau Resmikan Cetiya Dharma Bakti Lapas Pekanbaru

Pekanbaru – Allnewsterkini. Com | Sebuah langkah penting dalam upaya pemenuhan hak beragama bagi warga binaan kembali diwujudkan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan Cetiya Dharma Bakti di Lapas Kelas IIA Pekanbaru yang diresmikan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Riau, Maizar, Rabu (03/09/2025).

Peresmian Vihara Cetiya Dharma Bakti ini ditandai dengan penandatanganan prasasti serta pemotongan pita bersama oleh Kepala Kanwil Ditjenpas Riau, Kepala Kanwil Kementerian Agama Riau, Kepala Lapas Pekanbaru, dan Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Riau.

Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Ditjenpas Riau menyampaikan bahwa pembangunan Cetiya ini merupakan bentuk komitmen negara dalam menjamin kebebasan beribadah bagi setiap warga binaan tanpa terkecuali dengan keyakinan masing-masing sesuai dengan amanat Undang-Undang.

“Salah satu hak fundamental yang wajib dipenuhi adalah hak untuk melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini secara tegas diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, khususnya dalam Pasal 14 ayat (1). Melalui keberadaan Cetiya ini, kami berharap warga binaan yang beragama Buddha dapat lebih khusyuk melaksanakan ibadah dan memperkuat nilai-nilai spiritualitas selama menjalani masa pembinaan,” ujar Maizar.

Sementara itu, Kepala Lapas Pekanbaru juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas dukungan penuh dalam penyelenggaraan dan keterlibatan berbagai pihak sehingga terwujud dan diresmikannya Cetiya ini.

“Saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang sudah membantu dalam proses pembangunan Cetiya ini. Cetiya ini merupakan kebutuhan nyata umat Buddha di dalam Lapas ini untuk bisa mengaktualisasikan diri dalam menjalankan ibadah dan sebagai sarana pembinaan kerohanian sehingga akan tercermin perilaku yang baik dalam menjalani pembinaan bahkan saat masa pidana telah selesai nantinya,” ungkap Erwin.

Kegiatan peresmian juga dihadiri oleh tokoh agama Buddha, Kepala UPT Pemasyarkatan se-Pekanbaru, serta warga binaan yang tampak antusias mengikuti rangkaian acara. Pembangunan Cetiya ini diharapkan tidak hanya menjadi sarana ibadah, melainkan juga pusat pembinaan moral, etika, dan spiritualitas.

Dengan adanya fasilitas ini, Lapas Pekanbaru kini memiliki sarana ibadah yang lebih lengkap, mencerminkan semangat kebhinekaan, toleransi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di lingkungan Pemasyarakatan. Harapannya, warga binaan Lapas Pekanbaru yang menjalankan pembinaan dapat memperkuat iman, memperdalam nilai-nilai kebajikan, serta menumbuhkan kesadaran diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik ketika kembali ke masyarakat.

Komentar