Allnewsterkini.Com | Pekanbaru – Ketua IPSS Riau Daeng Saparman diwakili oleh sekretarisnya Daeng M. Hatta Yahya dan Daeng Johan menghadiri pelaksanaan upacara adat Pelantikan Tameng Adat Lembaga Melayu Riau dan tepuk tepung tawar untuk Bapak Tengku Hariyanto dan Dua Orang Panglima Madya yang diadakan oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) yang telah berlangsung di Balai Adat Melayu Riau, Sabtu (09/12/2023).
Hadir dalam peresmian dan pelantikan Tameng Adat LAMR Provinsi Riau antara lain Komandan Korem 031 Wirabima Brigjen TNI Dany Racka Andalasawan, Kapolda Riau yang diwakili Irwasda Polda Riau Kombes Hermansyah, S.IK, Kajati Riau yang diwakili Muspidauan, S.H., M.H., Forkopimda Riau, sejumlah pengurus LAMR Kabupaten/ kota serta berbagai kalangan organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan.
Pemangku Adat yang juga dikenal sebagai bangsawan Kerajaan Kampar Kiri Gunung Sahilan, Tengku Heryanto, ditunjuk sebagai ketua dengan gelar Panglima Perdana. Selain itu, diangkat sebagai wakil ketua Muhammad Khalid dan Syarifufuddin Anju Dt. Suropati yang masing-masing bergelar Panglima Madya.
Tepuk tepung tawar ini bukanlah acara biasa saja tapi memiliki ritual di masyarakat melayu, tepuk tepung tawar sebagai bentuk doa dan rasa syukur kita.
Kepada Media ini, Sekretaris IPSS M. Hatta Yahya didampingi Daeng Johan mengucapkan, selamat atas dikukuhkannya Tameng Adat, semoga dengan adanya Tameng Adat ini kedepannya lebih dapat menjaga para pemimpin Negeri serta dapat menjaga nama baik dan Marwah Melayu ditengah- tengah Masyarakat.
” Kepada Tengku Hariyanto, semoga amanah yang telah diamanahkan dapat dilaksanakan dengan baik, untuk merangkul dan mempersatukan seluruh Masyarakat yang ada di Provinsi Riau dalam membangun Negeri kita tercinta ini,” ungkap Daeng Hatta.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketum DPH LAMR Datuk Seri H.Taufik, dalam sambutannya,” pengukuhan Tameng Adat LAMR Provinsi Riau, merupakan perjalanan tidak ringkas, dirancang hampir satu tahun. Pasalnya, di dalam Tameng Adat LAMR Provinsi Riau, mengandung berbagai dimensi. Tidak saja tradisi, tetapi juga kekinian serta kesejagatan. Tidak saja duniawi, tetapi juga ukhrawi. Sehingga urusannya cukup dinamis.
Acara berlangsung dengan lancar dan di akhir Upacara Adat ini hakikatnya adalah doa untuk keselamatan dan kesejahteraan pemberi dan penerima tepung tawar.
Komentar