UMRI Jadi Tuan Rumah Silaturrahim Kemendiktisaintek bersama LLDIKTI dan Perguruan Tinggi se-Wilayah XVII

Pekanbaru – Allnewsterkini. Com | Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) dipercaya menjadi tuan rumah dalam agenda Silaturrahim antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) RI bersama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) serta Rektor-rektor Perguruan Tinggi se-Wilayah XVII Riau dan Kepulauan Riau, yang berlangsung ini berlangsung pada di Auditorium Kampus Utama Umri, Pekanbaru pada Sabtu (28/6/25) .

Forum strategis ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Anggota DPR RI Komisi X Dr Hj Karmila Sari, SKom MM., Ketua LLDIKTI Wilayah XVII Dr H Nopriadi, SKM MKes., Wakil Rektor III Umri Dr Jufrizal Syahri, MSi. Para pimpinan perguruan tinggi swasta maupun negeri dari seluruh wilayah XVII juga tampak hadir untuk berdiskusi dan menyampaikan aspirasi.

 

Dalam sambutannya, Prof Brian Yuliarto menyampaikan bahwa Kemendiktisaintek tengah mengembangkan sistem informasi untuk mendukung transparansi dan pemerataan bantuan pengembangan bagi PTS di seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan agar peran setiap kampus semakin besar, berdaya saing, dan merata dalam kontribusinya terhadap pembangunan bangsa.

“Tantangan zaman menuntut kehati-hatian dalam pengembangan program studi. Terlalu banyak prodi dapat berdampak pada kompleksitas akreditasi. Maka dari itu, fokus penguatan bisa diarahkan pada kualitas riset dan inovasi,” ujar Prof Brian.

Menteri juga menyinggung pentingnya kolaborasi antara PTN dan PTS dalam pendanaan riset. Saat ini, pihaknya tengah menyusun program bantuan khusus untuk perguruan tinggi yang berada di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), serta menciptakan sistem informasi terkait peralatan riset milik negara agar dapat diakses oleh seluruh kampus di Indonesia.

Ketua LLDIKTI Wilayah XVII Dr Nopriadi, menyampaikan bahwa saat ini jumlah program studi dan dosen di wilayah Riau dan Kepulauan terus meningkat. Bahkan, terdapat lonjakan signifikan sebesar 700% dalam pengajuan jabatan fungsional dosen.

“Kami mendorong seluruh pimpinan PTS dan program studi untuk menargetkan akreditasi unggul. Ini penting agar lulusan kita memiliki daya saing dan institusi semakin terpercaya,” tuturnya.

Dalam sesi dialog, para Rektor menyampaikan berbagai aspirasi dan persoalan yang dihadapi PTS, seperti ketimpangan penerimaan mahasiswa antara PTN dan PTS, kerumitan sistem administrasi, tantangan akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM), serta perlunya pemerataan bantuan pendidikan untuk mahasiswa.

 

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI Dr Karmila Sari, menekankan pentingnya menciptakan lulusan yang siap kerja dan mengurangi angka pengangguran intelektual. Ia juga mengapresiasi kreativitas dan keunikan jurusan yang dimiliki oleh PTS di Riau sebagai kekuatan yang perlu terus dikembangkan.

“Setiap perguruan tinggi harus menjadi wadah bagi anak bangsa untuk berkembang dan berinovasi. Jangan biarkan kita menciptakan pengangguran intelektual,” tegasnya.

Menteri juga mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 4.400 perguruan tinggi di Indonesia, dan pemerintah tidak lagi membuka izin pendirian kampus baru, kecuali untuk proses merger atau penggabungan antar perguruan tinggi yang dinilai strategis. Kebijakan ini ditempuh demi menjaga kualitas dan efisiensi tata kelola pendidikan tinggi nasional.

Ia menutup sambutannya dengan ajakan kepada seluruh PTS untuk terus berinovasi melalui riset dan pengembangan, serta menjadi mitra strategis dalam membangun peradaban bangsa di era transformasi digital.

Komentar