Pekanbaru – Allnewsterkini. Com| Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka revisi kurikulum Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU). Kegiatan ini berlangsung di auditorium kampus utama Umri dan diikuti berbagai unsur pimpinan serta tim akademik Umri, pada Rabu (18/5/2025) pagi.
FGD ini dibuka secara resmi oleh Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Umri Prof Dr H M Nazir MA, serta dihadiri oleh seluruh Wakil Rektor Umri, Anggota BPH Umri, Direktur Akademik, Ketua Lembaga Al-Islam Kemuhammadiyahan (LAIK), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), serta Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Kontrol Mutu (LP2KM) dilingkungan Umri. Tampak juga hadir Koordinator Mata Kuliah Wajib, Tim Revisi Kurikulum, dan Dekan Fakultas serta perwakilan dosen dilingkungan Umri.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor I Umri Dr Hj Wirdati Irma SPd MSi., menegaskan bahwa MKWU merupakan bagian integral dari kurikulum dan bukan sekadar pelengkap. “MKWU berfungsi untuk membentuk lulusan yang berkarakter kuat dan memiliki sikap tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan Peraturan Perundang-undangan, terdapat empat mata kuliah wajib yang harus ada dalam kurikulum, yakni Pendidikan Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.
Menurutnya, MKWU memiliki potensi besar dalam pengembangan soft skills, seperti berpikir kritis, kemampuan komunikasi, dan kerja sama. Di samping itu, mata kuliah ini juga berperan dalam meningkatkan wawasan kebangsaan dan pemahaman terhadap keberagaman agama, budaya, dan suku bangsa di Indonesia.
“MKWU adalah bagian dari persiapan mahasiswa menghadapi tantangan global. Dengan penguasaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, mahasiswa akan memiliki daya saing yang lebih baik,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai luhur bangsa, seperti kejujuran, integritas, dan semangat anti-korupsi dalam MKWU. Selain itu, perlu diperhatikan keseimbangan antara MKWU dan mata kuliah program studi agar tidak saling membebani. Ia pun mengajak seluruh peserta FGD untuk aktif berdiskusi dan berkontribusi dalam merumuskan kurikulum yang lebih ideal.
Sementara itu, Ketua BPH Umri menyoroti pentingnya kurikulum dalam menentukan output dan outcome dari sebuah perguruan tinggi. Ia menyampaikan bahwa saat ini terdapat 20 SKS MKWU yang diberlakukan, yang terdiri dari mata kuliah wajib berdasarkan Undang-undang, ketentuan DIKTI, dan kebijakan universitas.
“Mata kuliah wajib tidak bisa diabaikan. Bahkan perlu difokuskan, khususnya pada mata kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK), agar mahasiswa memiliki pemahaman mendalam dan karakter Islami,” tegasnya.
Ia berharap melalui kurikulum yang tepat, Umri mampu mencetak lulusan yang memiliki akidah yang kuat, ibadah yang mantap, akhlak mulia, serta kepribadian nasionalis. Pendidikan yang baik, menurutnya, harus mampu menghasilkan mahasiswa yang sehat secara jasmani dan rohani, serta unggul dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Dalam pengantar diskusinya, Ketua Tim Revisi Kurikulum Umri Risnal Diansyah SKom MTI., menambahkan bahwa MKWU bukanlah mata kuliah “pelarian”, melainkan menjadi penciri utama lulusan Umri.
“Dalam proses akreditasi, kita sering menerima masukan bahwa kurikulum universitas belum sepenuhnya sinkron dengan kurikulum asosiasi di tingkat Program Studi. Harapannya, MKWU ini tidak menjadi beban, namun justru menjadi penguat identitas universitas,” ujarnya.
Ia juga menyoroti bahwa selama ini mata kuliah umum kerap dianggap sebagai mata kuliah pengulangan atau penyegar (refreshing), padahal seharusnya MKWU menjadi sarana utama pembentukan karakter mahasiswa.
Lebih jauh, Risnal menjelaskan bahwa acuan penyusunan MKWU harus tetap merujuk pada visi UMRI yang “bermarwah dan bermartabat”. Dalam FGD ini, pembahasan dibagi ke dalam empat sesi: pertama, mata kuliah yang ditentukan oleh Undang-undang; kedua, mata kuliah penciri Umri; ketiga, evaluasi terhadap MKWU yang ada saat ini; dan keempat, usulan mata kuliah baru.
Melalui forum ini, Umri berupaya menyempurnakan kurikulum secara holistik agar dapat mencetak lulusan yang berkualitas, berintegritas, dan siap menjawab tantangan masa kini dan masa depan.
Komentar